Alicia Keys - Here (Review)


Sebenarnya tak ada niat Alicia Keys untuk melakukan hiatus selepas merilis album “Girl on Fire” di tahun 2012. Namun saat ia mengetahui tentang kehamilannya, Alicia merasa perlu untuk menyusun ulang jadwalnya, termasuk perilisan album “Here” ini yang sebenarnya telah selesai proses perekaman materinya. Setelah dirasa tepat, akhirnya 4 tahun kemudian “Here” pun bisa disimak.
Alicia mengaku jika pengerjaan “Here” merupakan yang tercepat yang pernah dikerjakannya. Ini utamanya terjadi karena Alicia sudah mengetahui dengan pasti apa yang ingin dikerjakannya sehingga tinggal mengeksekusi saja. Alicia adalah musisi mumpuni dengan jam terbang tinggi, namun mau tidak mau proses pengerjaan yang cepat tadi terasa di dalam albumnya.
Semenjak melakukan debut dengan ‘Fallin” di tahun 2001, Alicia sudah menubuhkan sosok dirinya sebagai pengusung soul/R&B bervokal khas dengan kemampuan menghadirkan lagu anthemik. Konsistensi ini dipertahankan dalam rentang karir selama lebih satu dekade dan lima album kemudian.
Saat Alicia menghadirkan ‘In Common’, materi pertama yang dirilis untuk “Here”, yang meski akhirnya berujung sebagai track terakhir di sesi bonus edisi deluxe, ada geliat perbedaan yang tampaknya ditawarkan oleh dirinya. Menggabungkan dancehall, troical dan latin, seolah-olah Alicia ingin memeluk trend EDM yang kekinian, meski tentunya masih dalam koridor musik dirinya.
Namun, setelah menyimak “Here” secara utuh, ternyata anggapan itu salah karena album pada dasarnya masih bergerak di ranah standar seorang Alicia Keys tadi, R&B, soul dan hip-hop dengan sentuhan klasikal. Hanya saja patut dicermati bagaimana secara musikalitas “Here” menampilkan gaya dan corak yang cukup beragam.
Album dibuka dengan interlude ‘The Beginning (Interlude)’ dimana Alicia melakukan monolog yang antara lain berisi pernyataan, “I’m the musical to the project fables/I’m the words scratched out on the record label/I’m the wind when the record spins/I’m the dramatic static before the song begins.” Ada kesan percaya diri kuat saat Alicia menyampaikan monolognya, yang kemudian disusul dengan lagu ‘The Gospel’ dimana ia bernyanyi dengan semangat berapi-api.
Di tengah wacana tentang “black live matters”, bisa dikatakan “Here’ merupakan salah satu album yang tak lepas mengangkat masalah yang sama, sebagaimana halnya “Lemonade” Beyonce misalnya. Namun jika “Lemonade” terasa mengusung artistik dalam tataran kelas tinggi, maka “Here” cenderung bergerak di musik akar rumput yang lebih familiar.
Tidak usah diragukan lagi bagaimana Alicia Keys merangka setiap lagunya agar terdengar kompeten dan menyenangkan disimak, sementara tema-tema berlompatan antara personal hingga beraspek sosial-politik. Hadirnya beberapa interlude dimanfaatkan Alicia untuk menghadirkan berbagai manifesto yang ingin disampaikannya. Sementara di antara interlude tersebut ia menghadirkan lagu-lagu dengan pendekatan yang cukup beragam tadi.
‘She Don’t Really Care / 1 Luv’ merupakan lagu sepanjang 6 menit yang sebenarnya terdiri atas dua lagu, sebagaimana yang diindikasikan judulnya, yang memiliki pendekatan berbeda. Bagian ‘She Don’t Really Care’ adalah sebuah pop R&B laidback sedang ‘1 Luv’ cenderung bergerak dalam tone R&B enigmatic yang mengingatkan akan Lauryn Hill.
Lagu-lagu dalam “Here” cenderung disampaikan dalam perspektif beragam, semisal pecandu berusia 29 tahun dalam ‘Illusion of Bliss’ atau ‘Kill Your Mama’ dimana Alicia memanisfestasi dirinya sebagai sosok Ibu Bumi yang mengasuh anak-anaknya. Di tengah materi yang cukup berlimpah, apalagi jika menyimak edisi deluxe, akan hanya ada sekitar 3 lagu yang benar-benar datang dari sudut pandang Alicia Key, yaitu ‘Work On It’ yang menjangkau isu tentang hubungan meski terasa artifisial, track ceria ‘Girl Can’t Be Herself’ yang jelas mereferensikan gerakan tanpa make-up yang digalakkannya, dan ‘Blended Family (What You Do For Love)’ yang berkisah tentang dinamika dalam ranah domestiknya.
Sebagaimana yang telah disebut di atas, lagu-lagu ini dikerjakan dengan baik. Vokal Alicia berpindah dengan mulus antara balada dan track yang membutuhkan intensitas berlebih. Hanya saja terasa gampang dilupakan, akses dari proses pengerjaan yang cepat sebagaimana diakui Alicia. Setiap track kuat dan dapat berdiri mandiri, namun sulit mengingat apa yang membuat mereka istimewa atau berbeda dengan track sebelumnya, padahal memiliki pendekatan musikalitas yang berbeda.
Mungkin jawabannya adalah ritme dalam “Here” yang terdengar berbeda dibandingkan album-album sebelumnya serta keinginan Alicia untuk melakukan eksperimentasi dengan sound. Saat track yang paling dinamis, menarik dan menjanjikan perbedaan, ‘In Common’, justru dimarginalisasi dan Alicia kemudian memilih untuk tetap berada di ranah amannya, “here” kemudian menjadi sebuah album standar ala Alicia Keys. Menarik tapi tak menawarkan sesuatu yang istimewa.

Comments

Popular Posts