Katy Perry - WITNESS


Meski namanya terangkat berkat album “One of the Boys” (2008), tapi tidak bisa dipungkiri jika sosok Katy Perry benar-benar melesat menjadi mega bintang selepas “Teenage Dream” (2010), yang sampai saat ini masih disebut sebagai salah satu album pop terbaik dan berpengaruh di dekade kedua era millenium. Katy menyusulnya dengan “Prism”, yang tak kalah sukses, meski menurut banyak kritikus tak secerdas atau fenomenal layaknya “Teenage Dream”.

Tentu saja agak sulit memang untuk mengimbangi sebuah album dengan 5 single #1 (atau 6 jika digabungkan dengan edisi khusus “Teenage Dream: The Complete Confection”). Tapi setidaknya Katy sudah berusaha sebaik mungkin dengan “Prism” yang memiliki barang 2 atau 3 lagu yang tak kalah berkesan dibandingkan materi dalam “Teenage Dream”.

Tidak terasa empat tahun sudah berlalu. Kini kita sudah benar-benar memasuki era digital, di mana streaming menjadi sarana utama untuk mendengarkan lagu baru. Nyaris setiap artis masa kini harus bergeliat untuk menemukan formula atau konsep album yang bisa disesuaikan dengan trend masa kini. Dan itu termasuk dengan menghadirkan lagu-lagu yang bisa didengar sendiri, ketimbang harus menjadi satu kesatuan utuh dalam format albumnya. Tentu saja masih ada musisi yang tetap idealis dengan konsep seperti itu. Hanya saja, untuk wilayah mainstream, rasa-rasanya memang sulit untuk tidak ikut memeluk gaya yang sama. Begitu juga dengan album baru Katy Perry, “Witness“.

Untuk urusan orang-orang di belakang layar yang membantu Katy dalam memproduksi album, ia masih setia dengan mega produser Max Martin, yang menjabat sebagai produser eksekutif bersama Katy (good bye Dr Luke), dan merekrut produser kenamaan lain seperti Ali Payami dan Shellback. Juga tercatat nama-nama seperti Jack Garrat, Mike Will Made It, Duke Dumont, DJ Mustard, atau Hot Chip. Jangan lewatkan pula keterlibatan Sia, Nicki Minaj, Skip Marley, atau Migos sebagai kolaborator. Menarik saat mengetahui Katy turut mengajak band pengusung pop-electronic Purity Ring untuk membantu.

Jadi, bisa dipastikan “Witness” mengincar barisan hits. Itu sudah pasti. Pop electronic menjadi senjata utama. Hook yang catchy sudah pasti ada menjadi bagian lagunya. Namun apakah mereka bekerja dengan baik bisa menjadi pembahasan lain. Harus diakui, beberapa track dalam “Witness” memang mencorong, sebut saja house retro yang kabarnya “mengincar” sang nemesis, Taylor Swift, dalam ‘Swish Swish’. Produksi Duke Dumont dan bantuan rap dari Minaj membuat lagu terdengar dinamis dan atraktif. Variasi house lain, kali ini mengusung subgenre deep, dihadirkan Katy dengan menarik dalam ‘Déjà Vu’.

‘Bon Appétit’ yang bekerjasama dengan Migos memang repetitif, tapi tak dipungkiri jika lagunya memang catchy dan memorable. Katy juga menjulang dalam balada ‘Into Me You See’ (yang bisa juga diplesetkan menjadi ‘intimacy’), di mana ia bernyanyi dengan dinamika vokal yang bisa jadi salah satu terbaik darinya.

Tapi harus diakui jika kinerja terbaik Katy dalam album ini adalah tiga album di mana Purity Ring berada di belakangnya. Pop-electronic mengawang yang dihadirkan dalam track-track seperti ‘Mind Maze’, ‘Miss You More’ atau ‘Bigger Than Me’ mengangkat aura seorang Katy Perry dari hanya sekedar penyanyi pop jenerik dengan menjadi pembawa lagu-lagu atmosferik yang kaya akan nuansa atau kedalaman.

Namun “Witness” masih disertakan dengan barisan track pop jenerik, yang justru merupakan hasil produksi Martin, entah bersama Payami atau Shellback. Semenjak dari track pembuka ‘Witness’, hingga track-track berjudul cheesy (dan jujur saja kurang kreatif) seperti ‘Hey Hey Hey’ atau ‘Save as Draft’, melodi yang bertujuan agar mendengarnya terikat dengan hook-nya. Menyenangkan untuk didengar, namun sayangnya terasa sangat familiar dengan banyak produksi Martin lain. Sebuah petunjuk yang sebenarnya sudah diindikasikan semenjak ‘Chained to the Rhythm’ yang begitu mudah terlupakan.

Sebenarnya “Witness” adalah album pop yang tetap menyenangkan untuk disimak. Setidaknya saat didengar dalam frekuensi yang berulang tidak akan terasa terlalu monoton atau menjemukan. Hanya saja “Witness” memiliki koleksi lagu yang bisa disebut hit-and-miss atau benang merah yang mengikat kuat antara satu track dengan track lain. Oleh karenanya, sangat disayangkan sebagai sebuah album dari artis sebesar Katy Perry, “Witness” ternyata memiliki materi dan konsep yang kurang memiliki kesan yang kuat.





TRACKLIST

1.         “Witness” 4:10
2.         “Hey Hey Hey”           3:34
3.         “Roulette”       3:18
4.         “Swish Swish” (featuring Nicki Minaj) 4:02
5.         “Déjà Vu” 3:17
6.         “Power”          3:46
7.         “Mind Maze”   4:08
8.         “Miss You More”        3:54
9.         “Chained to the Rhythm” (featuring Skip Marley)   3:57
10.       “Tsunami” 3:23
11.       “Bon Appétit” (featuring Migos)       3:47
12.       “Bigger Than Me”      4:00
13.       “Save as Draft”          3:48
14.       “Pendulum” 4:00
15.       “Into Me You See”     4:24

Comments

Popular Posts